Minggu, 12 Mei 2013

Pengalaman Terseram Dalam Hidupku


Cerita ini berlaku kalau tak salah sekitar aku berumur 13 tahun. Ketika itu aku masih menuntut ilmu di salah sebuah sekolah menegah pertama di Tangerang.  Ini cerita waktu aku menginap di rumah sahabatku yang lumayan jauh dari tempat tinggalku. Aku memang sengaja menginap karena ingin mengerjakan tugas sekolah bersamanya. Karena tugas kami sangat banyak, maka kami putuskan untuk membagi rata tugas, aku mengerjakan bagian pembukaan serta pendahuluan, sedangkan temanku mengerjakan bagian isi serta penutup.
Kebetulan sekali di rumah sahabatku memang tidak ada siapa-siapa, hanya sahabatku yang bernama Mira dan aku. Karena orang tua Mira sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan yang sangat mendadak, maka dari itu Mira menyuruhku menginap di rumahnya karena ia takut sekali jika tinggal hanya seorang diri. Kakak perempuan mira pun tidak bisa menemani karena ada urusan kuliah yang harus di urus di Bandung.
Waktu pun cepat berlalu, aku yang datang sejak jam 11 pagi pun baru menyadari bahwa waktu sekarang telah menunjukkan jam 10 malam, tak terasa sekali detik jam berdentang, mungkin karena kami mengerjakan tugas tanpa melihat sekitar kami. Sampai kami baru menyadari kalaau kita belum makan malam. Akhirnya Mira pun ingin membelikan makanan keluar, mungkin tukang nasi goreng di seberang jalan masih buka, ujarnya.
Aku pun berkata kepada Mira ‘Kamu tidak apa-apa pergi keluar sendirian? Apa aku harus menemani kamu?’ Mira pun berkata ‘Tidak usah Ismi, Aku bisa sendiri kok. Tidak usah khawatir’ ia pun berjalan keluar sambil mengembangkan senyum sebelum pergi. Siapa yang tidak khawatir kalau Mira pergi sendiri, aku kan sudah kenal Mira sejak duduk di bangku SD, ia sangat takut kegelapan, sedangkan sekarang kan sudah larut malam.
Aku bergegas lari mengejar Mira untuk menyusul, tak lupa aku kunci dahulu pintu dan pagar rumah Mira. Aku berlari sangat kencang, sepertinya saat itu aku baru pertama kali berlari sekencang itu, aku takut terjadi apa-apa terhadap Mira. Aku kan harus menjaga sahabatku dari bahaya apapun. Tetapi saat aku tiba di tukang nasi goreng tempat Mira membeli, penjualnya bilang bahwa mira sudah pulang.
Aku pun mulai mempercepat langkahku, firasatku mulai tidak enak, dadaku sesak mataku mulai kabur penglihatannya, mungkin ini efek karena aku belum makan malam. Aku lihata cahaya lampu jalan menyorot sesosok makhluk yang agak jauh berdiri agak sedikit goyah pergerakannya. Setelah ku lihat dalam-dalam, ternyata itu Mira.
Di sisi jalan satu lagi, ada mobil truk melaju sangat kencang ke hadapan sahabat baikku Mira. Mataku terbelalak melihatnya, Mira hampir pingsan, ia akan jatuh di jalanan. Tetapi badanku juga sudah tidak kuat berjalan lagi, aku sudah sangat pusing. Akhirnya aku tetap berjalan pelan menuju Mira, aku ingin sekali menangkap Mira agar tidak terjadi apa-apa terhadap Mira.
Aku berteriak sangat keras memanggil namanya, karena ku pikir aku tidak akan bisa sampai ke tempat Mira berpijak. ‘Miraaaaaaaa, awas ada mobil truk akan menabrakmu, menyingkirlah’ teriakku sangat keras, Mira menoleh ke arahku dengan wajah yang amat pucat, tetapi ia masih sempat menebar senyum kepadaku. Mira tak sempat menyingkir dari maut itu, terlambat, nyawanya telah di ambil oleh sang khalik.
Dan aku ada di hadapannya saat ia di cabut nyawanya, aku tak berdaya, aku tak dapat menolongnya, kejadian yang tidak dapat kulupakan, aku melihat darah di jalanan yang telah berceceran. Mira sahabatku telah tiada, aku segera melihat jasadnya. Aku memeluknya, dia sudah tak bernyawa, penuh darah dan luka. Aku tak sanggup menahan perih di dadaku, air mataku pun mengalir, badanku yang tadi sakit sekarang menjadi semakin sakit, tapi ku yakin, Mira akan baik-baik di sana.
Itulah cerita terseram yang ku miliki, aku tak memiliki cerita seram seperti cerita hantu, tapi menurutku cerita terseram di hidupku adalah saat di tinggal oleh seorang yang sangat kita sayangi, seorang yang berharga di hidup kita dan seorang yang selalu mendampingi kita di saat apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar